Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/05/cara-membuat-slideshow-dengan-jquery.html#ixzz1wEZWQwkt

Halaman

Jumat, 10 Februari 2012

Bocah Penjinak Angin

Izinkan aku mengenalkan bocah kecil
Dengan pakaian kumal bin dekil
Kulit hitam, legam
serta gigi-gigi putih yang mungil

Mungkin terlalu menjijikkan bagimu
Mengenalkan seorang bocah yang tiada apanya
Tiada hartanya, tiada sekolahnya
Hingga sedikit pula ilmunya
Dengan hidup yang sangat menyulitkan tanpa nsima

Ya....
Afrika, Afrika...
Sungguh tiada levelnya,
Setiap pagi buta hanya pergi ke ladang
berharap pada bulir-bulir chimunga
Itulah jadinya,
Saat musim kering tiba,
kasihan sekali bila harus makan gaga

Namun siapa mampu menyangka
Sebongkah batu api telah menyala di dada Kamkwamba
Mencerahkan hari usangnya
Meringankan langkah beratnya
dan memberi warna bagi hidupnya.

Kincir Angin
Angin Listrik
Magetshi a mphepo
Mesin listrik

Adalah obsesi yang menerbangkan sedihnya
Menggantinya dengan payung kegembiraan tak tergantikan

Sungguh sangat kau sadari ilmunya secuil dari Thomas Alfa
Sedikit sekali dari guru-guru di Kachokolo atau Asrama Madisi
Dan tiada sebanding dengan Tom, teman sekonferensi TED
Hanya modal pengetahuan listrik dasar

Kau sungguh luar biasa,
Tanganmu seperti sihir yang menyulap tiada menjadi ada
Mengubah gelap menjadi cahaya

(Inspirasi: Novel Bocah Penjinak Angin)

Nsima: bubur jagung kental
Chimunga: jagung
Gaga: kulit jagung
Magetsi a mphepo: mesin listrik
Kosakata di atas merupakan bahasa chicawa (bahasa Negara Malawi) yang saya temui dalam novel.

By: Aasiyah Humnah
Sabtu, 11 Februari 2012. Pukul 12:11
Di Ruang Karya

Tidak ada komentar: