Jumat, 17 Februari 2012
Pembual Mimpi
Ya Rabb....
Aku terengguh oleh pikirku,
"Apakah aku seorang pembual mimpi????"
Yang hanya membiarkankan otakku bermimpi penuh kreasi???
Sementara aku alfa untuk merealisasi
Tuhanku....
Aku ingin mimpi-mimpiku berbicara
Menggumamkan satu cara agar aku mampu mendekapnya
Membisikkan satu kenikmatan
Agar aku mampu menggenggamnya
Menjamah Remah Hikmah
Doc.Pho1. |
Kata ke kalimat
Kalimat ke bait
Bait demi bait
Sebuah karya
Adalah ungkapan rasa penuh wibawa
Bahasa bijak dari sekadar lisan
Ekspresi kebebasan yang menggiurkan
Produksi batin dan akal yang saling berdendangan
Maka kutuliskan karya demi karya
Kuciptakan semburat aksara dari jiwa yang mencinta
Kusematkan butir-butir hikmah penuh aurora
Ya,
Aku hanya ingin
Kau rasakan apa yang kurasa
Aku hanya ingin
Kau peroleh remah hikmah dalam aksara
-Ruang bisu-
Jumat, 10 Februari 2012
Bocah Penjinak Angin
Izinkan aku mengenalkan bocah kecil
Dengan pakaian kumal bin dekil
Kulit hitam, legam
serta gigi-gigi putih yang mungil
Mungkin terlalu menjijikkan bagimu
Mengenalkan seorang bocah yang tiada apanya
Tiada hartanya, tiada sekolahnya
Hingga sedikit pula ilmunya
Dengan hidup yang sangat menyulitkan tanpa nsima
Ya....
Afrika, Afrika...
Sungguh tiada levelnya,
Setiap pagi buta hanya pergi ke ladang
berharap pada bulir-bulir chimunga
Itulah jadinya,
Saat musim kering tiba,
kasihan sekali bila harus makan gaga
Namun siapa mampu menyangka
Sebongkah batu api telah menyala di dada Kamkwamba
Mencerahkan hari usangnya
Meringankan langkah beratnya
dan memberi warna bagi hidupnya.
Kincir Angin
Angin Listrik
Magetshi a mphepo
Mesin listrik
Adalah obsesi yang menerbangkan sedihnya
Menggantinya dengan payung kegembiraan tak tergantikan
Sungguh sangat kau sadari ilmunya secuil dari Thomas Alfa
Sedikit sekali dari guru-guru di Kachokolo atau Asrama Madisi
Dan tiada sebanding dengan Tom, teman sekonferensi TED
Hanya modal pengetahuan listrik dasar
Kau sungguh luar biasa,
Tanganmu seperti sihir yang menyulap tiada menjadi ada
Mengubah gelap menjadi cahaya
(Inspirasi: Novel Bocah Penjinak Angin)
Nsima: bubur jagung kental
Chimunga: jagung
Gaga: kulit jagung
Magetsi a mphepo: mesin listrik
Kosakata di atas merupakan bahasa chicawa (bahasa Negara Malawi) yang saya temui dalam novel.
By: Aasiyah Humnah
Sabtu, 11 Februari 2012. Pukul 12:11
Di Ruang Karya
Dengan pakaian kumal bin dekil
Kulit hitam, legam
serta gigi-gigi putih yang mungil
Mungkin terlalu menjijikkan bagimu
Mengenalkan seorang bocah yang tiada apanya
Tiada hartanya, tiada sekolahnya
Hingga sedikit pula ilmunya
Dengan hidup yang sangat menyulitkan tanpa nsima
Ya....
Afrika, Afrika...
Sungguh tiada levelnya,
Setiap pagi buta hanya pergi ke ladang
berharap pada bulir-bulir chimunga
Itulah jadinya,
Saat musim kering tiba,
kasihan sekali bila harus makan gaga
Namun siapa mampu menyangka
Sebongkah batu api telah menyala di dada Kamkwamba
Mencerahkan hari usangnya
Meringankan langkah beratnya
dan memberi warna bagi hidupnya.
Kincir Angin
Angin Listrik
Magetshi a mphepo
Mesin listrik
Adalah obsesi yang menerbangkan sedihnya
Menggantinya dengan payung kegembiraan tak tergantikan
Sungguh sangat kau sadari ilmunya secuil dari Thomas Alfa
Sedikit sekali dari guru-guru di Kachokolo atau Asrama Madisi
Dan tiada sebanding dengan Tom, teman sekonferensi TED
Hanya modal pengetahuan listrik dasar
Kau sungguh luar biasa,
Tanganmu seperti sihir yang menyulap tiada menjadi ada
Mengubah gelap menjadi cahaya
(Inspirasi: Novel Bocah Penjinak Angin)
Nsima: bubur jagung kental
Chimunga: jagung
Gaga: kulit jagung
Magetsi a mphepo: mesin listrik
Kosakata di atas merupakan bahasa chicawa (bahasa Negara Malawi) yang saya temui dalam novel.
By: Aasiyah Humnah
Sabtu, 11 Februari 2012. Pukul 12:11
Di Ruang Karya
Kamis, 09 Februari 2012
Diam dalam Senja
Dulu....
Mata kita saling terbuka untuk menerima
Lambaikan sayap, lalu terbang bersama ke angkasa
Jumpai awan, bulan, bintang, dan semua keindahan
Perlahan, semua itu buat kita terlupa
Padahal, telah kita awali semuanya bersama
Tapi, tanda-tanda apa yang akhirnya selalu membuat kita terdiam dalam senja???
-Aasiyah Humnah-
Mata kita saling terbuka untuk menerima
Lambaikan sayap, lalu terbang bersama ke angkasa
Jumpai awan, bulan, bintang, dan semua keindahan
Perlahan, semua itu buat kita terlupa
Padahal, telah kita awali semuanya bersama
Tapi, tanda-tanda apa yang akhirnya selalu membuat kita terdiam dalam senja???
-Aasiyah Humnah-
Langganan:
Postingan (Atom)